Hidup Karya
Konstitusi Art. 2 “Digerakan oleh Roh Kudus, Yesus mengutus murid-murid-Nya, untuk mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan orang sakit. Teks ini dan teks-teks Kitab Suci lainya menginspirasi pendiri kita ketika ia menulis kepada suster-suster pertama bahwa mereka sama seperti rasul-rasul pada masa lampau. Mereka diutus untuk menjadi pelayan-pelayan belas kasih. Pesan perutusan ini merupakan intisari yang menjiwai seluruh spiritualitas dan misi kita sampai saat ini.”
Konstitusi Art. 3 “Sebagaimana Yesus pada waktu kenaikan-Nya ke surga mengutus murid-murid-Nya keseluruh dunia untuk mewartakan kabar baik, demikian juga kita tidak merasa di batasi oleh tempat di mana kita hidup dan bats-batas negara kita. Kita tidak memilih jalan kita sendiri, tetapi membentuk komunitas suster-suster yang siap di utus ketempat-tempat, jauh atau dekat, di mana orang-orang membutuhkan kita. Karena kita adalah Kongregasi Internasional, kita menanggapi kebutuhan Gereja dan orang-orang yang menderita dengan mendirikan karya baru di berbagai belahan dunia.”
Konstitusi Art. 5 “Bagi kita keluarga Nazaret, Jesus Maria Joseph, merupakan tempat yang kudus. Disanalah kesederhanaan, pelayanan dan penyelamatan di mulai. Di tempat tersendiri dan hening inilah, Yesus di persiapkan untuk panggilan-Nya, di utus oleh Bapa untuk membawa kabar baik kepada orang-orang miskin. Hari Raya keluarga kudus merupakan hari khusus bagi kita untuk merefleksikan kehidupan di Nazaret yaitu dengan cara-cara yang tak kelihatan dan tersembunyi karya-karya besar di mulai.”
Konstitusi Art.11 “Panggilan kepada jalan hidup untuk melayani sesama merupakan sebuah rahmat. Kita mengikuti Yesus dalam cinta-Nya kepada Allah dan saudara/saudari-Nya. Untuk tetap setia pada panggilan ini menuntut keheningan, doa dan refleksi diri yang kritis dan mendalam.”
Konstitusi Art. 37 “Sebagai seorang anak pada Zamannya, P. Mathias Wolff pendiri kita, menyadari pentingnya pendidikan dan pengajaran demi kesejahteraan masyarakat. Para suster pertama memberikan perhatian di bidang ini dan sampai sekarang pendidikan tetap merupakan inti dari tradisi kita. Dalam perkembangan selanjutnya, kita juga memberikan pelayanan dalam bidang kesehatan, social dan pastoral.”
Serigala Yang Mengerkah hal. 57 “4 sikap pokok P. Wolff yang terus di kenang; semangatnya untuk bekerja, kerajinannya yang tak kunjung padam untuk mendidik kaum muda, humornya dan cinta kasihnya untuk orang-orang miskin dan orang-orang sakit.
Peraturan Dasar Rohani hal. 51 no. 86 “kita harus melaksanakan setiap karya, khususnya setiap pekerjaan haruslah kita lakukan dengan bantuan rahmat dan terang Roh Kudus dengan maksud semata-mata agar berkenan pada Tuhan. Kita harus melaksanakan ini dalam ketergantungan penuh akan bantuan dari Atas, tanpa mengikuti kemauan sendiri atau melekatkan diri pada keinginan sendiri