cropped-Desain-tanpa-judul-19.png

Hidup Doa

Hidup Doa

Konstitusi 22 “Sebagaimana para murid Yesus meminta-Nya untuk mengajari mereka berdoa demikian pula permohonan kita: Tuhan ajarilah kami berdoa. Setiap hari doa pribadi menarik kita masuk kedalam keintiman dengan Allah yang memanggil kita pada jalan kehidupan ini. Pada saat hening kontemplasi yang teratur, kita merenungkan teks-teks kitab suci danmembiarkan teks-teks itu mengarahkan tindakan dan keputusan-keputusan kita. Refleksi harian, rekoleksi bulanan dan retret tahunan membentuk bagian integral dari hidup doa kita.”

Konstitusi Art. 23 “Dalam  doa bersama kita menghadap hadirat Allah di dalam komunitas Gereja yang lebih besar. Ibadat harian dan Lectio Divina membentuk dasar hidup bersama. Merayakan perayaan Ekaristi setiap hari, di mana mungkin dan mengadakan adorasi untuk bersembah sujud kepada Tuhan yang hadir dalam Sakramen, menjadi nilai tertinggi dalam hidup bakti kita kepada Allah. Di dalamnya kita mengenang sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus.

Pearuran Dasar Rohani P. Mathias Wolf, SJ No. 73 hal. 44 “Dalam doa, janganlah engkau berbicara melulu tentang dirimu; maksud saya bukan hanya tentang dirimu saja, tetapi serahkan juga kesulitan dan penderitaan orang lain kepada Allah, karena Ia akan menghendaki supaya Engkau penuh kasih mendampingi sesamamu dalam penderitaannya.”

Peraturan-Peraturan Dasar Rohani, No. 28, hal 108: “Berdoalah dan berkurbanlah yang banyak bagi jiwa di api penyucian karena dengan doa itu engkau akan mengalami bahwa engkau akan di bebaskan dari godaan ketidakmurnian. Persembahkanlah setiap hari doa-doa dan laku tapa bagi jiwa-jiwa yang menderita di api penyucian. Karya cinta kasih itu dapat memberikan rahmat bagi kita, dan dengan doa itu kita mendapat banyak sahabat di surga, yang bersama kita memuji Allah sampai kita kelak bersatu dengan mereka.